Pasar Tanah Abang Dulu dan Saat Pandemi

Pasar Tanah Abang – Pasar merupakan tempat terjadi interaksi jual beli barang dan jasa yang sudah ada sejak lama. Mungkin kita mengenal pasar Ukaz yang sudah ada sejak 501 Masehi, ternyata Pasar Ukaz menjadi sentra berbagai aktivitas kemasyarakatan. Tidak hanya jual beli, pasar Ukaz oleh bangsa Arab dijadikan sebagai tempat bertemunya tradisi Arab, tempat mereka memamerkan kelebihan-kelebihannya, memamerkan lughohnya, budayanya, bahasanya, memamerkan prestasi-prestasi di bidang militer.

Salah satu yang terkenal adalah dipamerkannya puisi-puisi dari penyair Arab yang terbaik yang kemudian belakangan kita kenal sebagai Al Mualaqot. Puisi-puisi yang terpilih kemudian ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Ka’bah.

Di sisi lain, Pasar Ukaz ini dulunya merupakan ruang publik bagi bangsa Arab untuk membicarakan berbagai hal termasuk negosiasi politik, perdamaian. Bahkan termasuk kalau mau dilakukan peperangan, gencatan senjata dibicarakan di Pasar Ukaz. Nah, bagaimana dengan pasar-pasar yang ada di Nusantara dan pasar moderen saat ini. Menarik untuk melihat kembali sejarah dan dinamika yang terjadi sehingga mampu menjadi pelajaran yang berharga untuk kita ambil.

Pada kesempatan kali ini website Jogja Konveksi akan mencoba untuk melihat sejarah berdirinya salah satu pasar terbesar yang ada di Indonesia. Kita juga akan melihat dinamika yang terjadi dari waktu-ke waktu, kemudian melihat bagaimana pasar tersebut saat ini. Pasar apakah itu?, tidak lain adalah Pasar Tanah Abang yang terletak di pusat Kota Jakarta. Mari kita simak bersama.

Sejarah Pasar Tanah Abang

Pasar Tanah Abang ternyata sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada 30 Agustus 1735 didirikan oleh Yustinus Vinck dengan adanya izin dari Gubernul Jenderal Abraham Patramini. Izin yang diberikan kepada Yustinus adalah berjualan barang tekstil dan barang kelontong.Karena dibatasi hanya buka pada hari Sabtu, pasar ini dikenal dengan nama Pasar Sabtu, yang kemudian mampu menyaingi Pasar Senen (Welter Vreden) yang sudah ada sebelumnya.

Pasar Tanah Abang sekitar tahun 70-an
Pasar Tanah Abang sekitar tahun 70-an (sumber: today.line.me)

Sebelum dijadikan sebagai pusat perbelanjaan, pada awalnya Tanah Abang merupakan lahan yang subur. Terbukti pada tahun 1648 Letnan Cina Phoa Beng Ham menjadikannya sebagai lahan untuk menanam tebu dan beberapa jenis tanaman yang lain. Selain itu karena lahan ini dikelilingi oleh pohon nabang (sejenis pohon palem), kemudian familiar dinamakan dengan Tenabang dan menjadi Tanah Abang.

Kurang lebih 5 tahun setelah berdirnya Pasar Tanah Abang yaitu pada tahun 1740. Terjadi peristiwa Geger Pecinan, yakni pembantaian atas etnis Tionghoa yang dipicu oleh tindakan represif pemerintah hindia belanda kala itu serta akibat berkurangnya pendapatan dikarenakan anjloknya harga gula. Tragedi ini dilatarbelakangi oleh dibunuhnya 50 orang pasukan belanda oleh orang keturunan Tionghoa yang bekerja sebagai buruh di pabrik gula.

Para pekerja dari etnis Tionghoa ini kemudian diburu dan dibunuh oleh pasukan belanda, rumah-rumah mereka dibakar dan diserang dengan meriam belanda. Diperkirakan lebih dari 10 ribu keturunan tionghoa dibantai dan sebagian mereka yang selamat mengungsi ke dareah Bekasi. (Sumber: wikipedia.)

Pasar Tekstil Terbesar di Asia Tenggara

Menurut laporan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan tahun 2015, tentang ” info komoditi pakaian jadi”, Pasar Tanah Abang merupakan salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara dengan omzet mencapai 400 miliar per hari. Hal ini didukung oleh jumlah pedagang yakni 28 ribu dan total kunjungan pertahun sebesar 73 juta orang. Ditambah lagi dengan data pengunjung yang berasal dari Malaysia dan Nigeria.

Ilustrasi macam produk tekstil yang dijual di Pasar Tanah Abang
Ilustrasi macam produk tekstil yang dijual di Pasar Tanah Abang (sumber: fatimahzahranote)

Pasar tanah abang menyediakan penjualan pakaian dalam bentuk grossir maupun eceran. Menyediakan berbagai macam pakaian jadi untuk anak-anak hingga dewasa serta berbagai macam bahan baku kain untuk membuat pakaian. Tercatat para pedagang yang memiliki kios berjumlah 21 ribu pedangan dengan rincian, Blok A 8000 pedagang, Blok B 5000 pedagang, Blok F 4000 pedagang, Plaza Metro 4000 pedagang, dan PKL berjumlah 1300 pedagang.

Dengan kapasitas pedagang dan jumlah pengunjung yang begitu banyak. Tercatat pada tahun 2013 Pasar Tanah Abang sebagai pasar tekstil dan produk tekstil terbesar di Asia Tenggara. Dengan nilai perputaran uang yang besar diperkirakan mencapai 40% dari total perdagangan tekstil dan produk tekstil nasional. Peningkatan omzet yang cukup signifikan dirasakan oleh para pedagang disaat menjelang bulan Ramadhan. Sehingga menjadi momentum yang sangat ditunggu. Bagaimana dengan Pasar Tanah Abang disaat pandemi?.

Pasar Tanah Abang dikala Pandemi

Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak awal tahun 2020, Pasar Tanah Abang mengalami perubahan yang drastis. Usaha konveksi ditengah pandemi masih sulit untuk sebagian besar pedagang. Harapan para pedangan untuk mendapatkan omzet menjelang datangnya bulan Ramadhan putus ditengah jalan. Dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta guna mencegah penularan virus Covid-19 yakni dengan mencegah terjadinya kerumunan banyak orang.

Suasana sepi Pasar Tanah Abang disaat Pandemi
Suasana sepi pasar disaat Pandemi (sumber: tirtoid)

Sejak adanya kebijakan tersebut aktivitas usaha di pasar harus berhenti. Apalagi dengan adanya kebijakan dari pengelola Pasar untuk menutup aktivitas perdangan selama bulan Ramadhan tahun lalu. Dengan kondisi pendapatan dan daya beli masyarakat yang turun akhirnya berdampak bagi kerugian yang sangat besar dialami oleh para pedagang. Sebegian mereka masih berjualan meskipun terseok-seok, sebagian lagi terpaksa harus tutup toko karena tidak bisa membayar biaya operasional seperti sewa toko dan gaji karyawan.

Tentunya ada hikmah tersendiri dari setiap ujian kehidupan yang kita hadapi. Termasuk para pedagang, kita harus optimis untuk mampu melihat peluang dalam setiap kejadian. Sehingga tidak ada kata pesimis, melainkan sikap yang terus optimis akan jaminan rizki yang telah Allah tetapkan bagi setiap orang.

Demikian artikel singkat tentang sejarah, perkembangan dan situasi terkini dari pasar Tanah Abang dikala pandemi. Semoga bermanfaat bagi sobat sekalian. Baca juga artikel menarik kami lainnya semisal mengenal bisnis konveksi yang mungkin bisa bermanfaat dan menginspirasi. Sampai bertemu diartikel menarik berikutnya.

Tinggalkan komentar